Hallo!
Kali ini aku mau berbagi pengalaman ikut serangkaian seleksi LPDP kemarin. Tadinya nggak kepikiran mau bikin tulisan ini, tapi setelah ada beberapa teman yang nanya soal beasiswa LPDP jadi kepikiran nulis, barangkali bisa bermanfaat bagi teman-teman yang mau apply LPDP juga di periode selanjutnya. Enjoy!

Pict source: https://www.egindo.co
Disclaimer: Tulisan ini sekadar pengalaman pribadi ya, dan setiap peserta seleksi LPDP pasti punya pengalaman masing-masing jadi kalau ada yang beda atau bahkan bertolak belakang harap maklum. Tulisan ini juga bukan panduan pendaftaran LPDP. Untuk panduan, langsung ke link resminya aja https://www.lpdp.kemenkeu.go.id/

Mari kita mulai...
Honestly, aku awalnya nggak kepikiran buat apply LPDP karena udah jiper duluan. Ya gimana ya, setelah mendengar cerita seleksinya yang super ketat terus liat-liat teman dan kakak kelas yang lolos itu emang kerennya nggak ketulungan, aku kemudian memutuskan untuk tahu diri gitu lho. Jadi, kuputar haluan mantengin info beasiswa lain yang sepertinya tidak semenakutkan LPDP. Tapi nih, beasiswa lain yang kutunggu-tunggu itu tak kunjung membuka pendaftaran, yang buka malah LPDP duluan. Yasudah apa boleh buat dari pada keinginan kuliah ketunda kelamaan, kulihat lah itu persyaratan berkasnya apa aja. Kebetulan aku punya semua berkas itu. Jadi akhirnya kuputuskan daftar LPDP sambil berusaha menguatkan mental, menepis rasa jiper yang tadinya kualibikan sebagai rasa tahu diri itu. Sepertinya tahu diri sama rendah diri beda tipis gaes.

Oke, lanjut ya.

Jadi LPDP itu buka banyak jenis beasiswa. Ada yang buat S2 ada yang buat S3. Itu pun dibagi lagi menjadi beberapa jalur, seperti jalur reguler, afirmasi (afirmasi juga ada macem-macem lagi), prestasi, BUDI, dan banyak lagi lainnya. Setelah pendaftaran resmi dibuka, silahkan teman-teman semua bikin akun LPDP, ada juga panduan resminya dari LPDP. Isi data-data dulu ya..
Nah, kalau udah bikin akun baru kita bahas proses seleksinya.
Seleksi pertama adalah seleksi administrasi. Di seleksi administrasi ini kita harus submit beberapa berkas, tiap jalur beasiswa ada perbedaan persyaratan berkasnya. Secara umum sih ijazah, transkrip nilai, KTP, surat rekomendasi dari dosen atau atasan kalau udah kerja, surat keterangan sehat dan bebas narkoba, surat pernyataan, sertifikat bahasa inggris, proposal studi, dan rencana studi. Nanti surat-suratnya ada formatnya kok dari LPDP. Menurut aku yang harus dipersiapkan jauh-jauh hari adalah sertifikat bahasa inggris ya, TOEFL/IELTS. Skor minimumnya berapa? cek di panduan barangkali sudah berubah. Beda jalur beasiswa juga ada perbedaan skor minimal. Kemudian yang juga perlu dikasih perhatian lebih adalah proposal studi sama rencana studi. Karena ini akan jadi amunisi nanti ketika sampai di tahap wawancara. Jadi, plisss pastikan proposal studi dan rencana studinya oke. Gambaran umum bagian-bagian dari proposal dan rencana studi sudah ada di panduan dari LPDP, jadi ikutin aja. Terus tips bikinnya juga udah banyak bertebaran di google, happy searching!
Nah kalau sudah oke semua berkasnya, tinggal submit. Ingat, jangan jadi deadliners ya teman. Sebisa mungkin hindari hari-hari terakhir, apalagi detik-detik terakhir. Takut servernya down karena banyak yang akses, sama buat antisipasi aja biar kita nggak grusa-grusu. Tips lagi untuk seleksi berkas, pastikan berkas yang disubmit sudah benar-benar sesuai sama yang diminta LPDP. Gausah pake nawar ya, apalagi maksain submit berkas padahal ngga masuk kriteria LPDP karena pasti ditolak nantinya hehe. 
Kalau udah selesai submit berkas, lanjutkan kehidupan teman-teman sambil tunggu pengumumannya. Banyakin doa jangan lupa. Oh iya, sambil nyicil belajar buat SBK ngga ada salahnya loh.

SBK? 
Yap. SBK atau Seleksi Berbasis Komputer adalah tahap seleksi yang ke 2 setelah teman-teman dinyatakan lulus seleksi administrasi. SBK ini adalah seleksi dimana kita harus mengerjakan soal-soal dari LPDP berupa soal TPA (Tes Potensi Akademik) dan EoTS (Essay on The Spot). Susah nggak? susah sih menurut ku, asli! makanya aku bilang harus  beneran prepare. Tapi tenang aja, semua masalah ada solusinya. Teman-teman jangan lupa untuk gabung di grup-grup yang nanti bertebaran di WhatsApp atau Telegram. Nah disana biasanya pada diskusi buat bahas soal baik online maupun kopdar, bahkan ada yang bikin simulasi SBK juga, keren nggak tuh!
Sedikit bahas soalnya, TPA itu isinya soal verbal, numerik, sama analogi waktunyas sekitar 1,5 jam. Terus EOTS-nya dikasih waktu 30 menit. Nanti kita diberi bacaan gitu, terus ikuti aja panduannya suruh nulisin apa, bisa pendapat, bisa solusi, dll. Jadi kita nggak tahu akan dapat topik apa. Biasanya di grup WhatsApp itu juga betebaran topik-topik prediksi yang muncul. Pelajari aja dari sana ya. 
Tips buat SBK, patuhi dress code yang ditentukan, biasanya hitam putih, jangan sampai ada yang disuruh ganti baju dulu ya gara-gara ngga sesuai. Selain ribet capek juga kan. Kemudian,  perhiasan, jam tangan, aksesoris semua disuruh lepas. Malah ada yang ikat pinggang juga suruh lepas hehe. Sebelum masuk ke ruangan kita disuruh simpen barang-barang di loker. Terus jangan lupa juga bawa cemilan sama minum juga. Soalnya nunggunya cukup lama.
Kerjakan soal dengan santai tapi serius. Gimana tuh? wkwk. Ya ngerjainnya yang tenang gitu. Jangan lupa berdoa dulu, dan ingat waktu ya, maksimalin, tapi jangan terlalu lambat juga. Ngerjain soalnya full pake komputer ya gaes, dan begitu kita selesai ngerjain langsung muncul skornya.
Nah soal skor SBK ini, LPDP punya passing grade untuk menentukan lolos tidaknya peserta seleksi. Tapi, passing grade-nya berapa ngga dipublish sama LPDP. Jadi kerjakan semaksimal mungkin pokoknya. Aku nggak bisa bilang berapa passing grade-nya karena memang ngga tau -_-. Intinya, kerjakan semaksimal mungkin aja, terus lanjutkan hidup lagi sambil nunggu pengumuman.

Setelah dinyatakan lolos SKD, selamat datang di seleksi subtansi! Yeay!
Menurutku ini sih yang paling menentukan dan paling greget dibandingkan seleksi sebelumnya. So, ngga bosan-bosan aku bilang, be prepared! 
Sebelum seleksi wawancara, kita akan diminta ngisi borang seputar data diri, data keluarga, seminar dan workshop yang pernah diikuti, prestasi, karya, lalalala banyak banget pokoknya. Ini akan digunakan sebagai bahan wawancara juga nanti. Inget-inget kita ngisi apa aja ya.
Seleksi substansi ini baru bisa dijalani ketika kalian udah lolos verifikasi dokumen (verdok). Jadi, setelah kalian dinyatakan lulus seleksi SBK, kalian akan dapet jadwal verdok, wawancara 1, dan wawancara 2. Jadwal kalian bisa 1 hari ataupun 2 hari untuk itu semua. Misal nih, dulu aku dapet jadwalnya hari pertama cuma verdok aja, lalu baru hari ke 2 nya baru substansi (wawancara 1 dan 2) begitu.
Tips untuk verdok, pastikan kalian membawa semua berkas yang dulu diupload waktu seleksi administrasi ya. Harus berkas yang sama seperti di upload pokoknya. Nah, kalau udah dinyatakan verivied nanti bagian surat pernyataan itu akan di stempel. Surat berstempel ini jangan sampai hilang pokoknya, dijaga. Soalnya akan dipakai nanti apabila kita dinyatakan lolos seleksi substansi.

Seleksi subtansi tahun 2019 ada perubahan dari tahun sebelumnya gaes. Perubahan yang bikin enak kok. Seleksi tahun 2019 ngga ada LGD (Leaderless Group Discussion) kaya di tahun-tahun sebelumnya. Enakkkk kannnn...
Seleksi subtansi tahun 2019 itu terdiri dari dua wawancara. Ada wawancara 1 dan wawancara 2. Wawancara 1 kita akan menghadapi 3 interviewer. Salah satunya ada psikolog. Jadi inget ya, jangan dibuat-buat jawabnya. Apa adanya aja, jujur udah yang terbaiklah pokoknya. Isi dari wawancara 1 ini seputar proposal dan rencana studi kita. Interviewer sudah pegang data kita. Termasuk borang tadi, jadi kemungkinan besar akan ditanya juga tentang apa yang diisi di borang itu. Tiap peserta beda-beda pengalaman disini ya. Ada yang detail banget ditanya tentang rencana studinya, ada yang justru detail di studi sebelumnya, dan banyak lah cerita lainnya. Sedikit cerita, aku kemarin justru lebih banyak ditanya soal skripsi, soal kegiatan S1 ngapain aja. Temanku ada yang di cecar pertanyaan rencana studinya. Ya begitulah kira-kira. 
Tipsnya: 

  1. Pertama, pasti disuruh perkenalan. Nah, perkenalkan diri teman-teman dengan baik, jangan terlalu singkat, jangan juga terlalu panjang, yang penting-penting aja macam nama, tinggal dimana, asal univ, jurusan, sama aktivitas sekarang. Atau kalau mau ditambahin apa gitu juga oke.
  2. Jawab jujur, adakan eye contact dan tentu saja, percaya diri
  3. Kuasai proposal dan rencana studi. Siapkan jawaban atas kemungkinan pertanyaan yang muncul dari sana. 
  4. Kalau bisa nih, teman-teman punya sesuatu yang 'dijual' (dalam arti positif) . Maksudnya kalian punya sesuatu yang pernah dilakukan untuk mendukung studi atau cita-cita kalian nanti. Jadi kan enak kalau jawab pertanyaan, misal, kenapa milih topik tesis ini, atau kenapa nanti mau berprofesi ini, terus kan keren kalau kalian jawab karena berdasarkan pengalaman saya ketika bla bla bla.... Jadi intinya nggak ngomong tok (nggak cuma ngomong), ada buktinya gitu. Curhat sedikit, saya bukan tipe mahasiswa yang bersinar sebenarnya, bukan mapres, gapernah menang lomba. Tapi, saya cukup percaya diri kemarin ketika wawancara karena saya pernah beberapa kali penelitian (diluar skripsi), punya jurnal yang pernah publish, dan sempat beberapa kali ikut conference. Kenapa percaya diri, padahal kalau ngomongin pencapaian mah itu hanya butiran debu ya dibanding mahasiswa kece lainnya. Tapi, kebetulan itu adalah kegiatan-kegiatan yang nyambung sama cita-cita profesi saya kedepan nanti. Saya merasakan betul efeknya. Interviewer tertarik dengan semua itu, langsung di-search jurnal saya, dan alhamdulillah-nya ketemu. Nah dari situlah sepanjang wawancara, mostly, saya hanya ditanya soal penelitian dan kegiatan-kegiatan semasa S1. Eitss, jangan  jiper dulu kalau memang merasa ngga punya pencapaian-pencapaian yang wah, coba inget-inget lagi deh, hal bermanfaat apa yang pernah kalian lakukan? yang ada hubungannya sama cita-cita kalian, hal kecil pun tak masalah. Misal, pengen jadi dosen, setidaknya pernah latihan ngajar, atau pernah penelitian, (skripsi maksudnya?), ya nggak papa sih skripsi, tapi kalian juga harus tunjukin penelitian skripsi saya bermanfaat loh, untuk ini, ini, itu. Intinya gaes, bukan seberapa banyak dan besar pencapaiannya. Tapi sejauh mana pencapaian itu bisa menunjukan potensi kamu dimana. Dari pengalaman saya wawancara, interviewer itu ngulik banget potensi kita itu seperti apa. So, selamat mencari apa-apa yang bisa 'dijual' dari diri teman-teman ya!
  5. Jangan lupa bilang terimakasih dan ucapkan salam setelah selesai. Kalau perlu jabat tangan.Oh iya, durasi wawancara 1 rata-rata 1 jam kurang lebih. Ada skor/nilai hasil wawancaranya, tapi lagi-lagi ga dikasih tau sama LPDP, kecuali kalian nanya lewat call center nanti setelah pengumuman kelulusan.

Oke, langsung lanjut aja ke wawancara 2 biar nggak terlalu panjang tulisan ini.
Wawancara 2 adalah tahap dimana teman-teman akan menghadapi seorang interviewer yang pertanyaannya adalah seputar wawasan kebangsaan. Pancasila, Undang-undang, ideologi dan kawan-kawannya. Tips untuk yang ini, prepare dulu, belajar dulu, terus usahakan jangan nervous. Karena bisa jadi kita disuruh nyebutin Pancasila. Gampang? eits jangan salah, ada temen saya yang saking nervous-nya suruh nyebutin sila ke-3 aja bener-bener gabisa, Lupa! Wawancara 2 ini kurang lebih selesai dalam waktu 30 menit aja gaes. Rekomendasi dari intervewer di wawancara ini akan menjadi bagian yang menentukan lolos tidaknya di beasiswa ini.
Over all, perasaan sebelum wawancara itu yang pasti nervous banget. Jujur kemaren udah takut duluan akunya. Karena sebelum wawancara udah beberapa kali ikut simulasi wawancara via online dan itu pertanyaannya susah-susah banget. Tapi bagus kok, kitanya jadi lebih siap. Ketika wawancara Alhamdulillah nggak nervous, gak sempet haha. Setelah wawancara perasaan ku lega malah. Karena selama wawancara interviewer nya baik banget, friendly, dan bahkan aku dikasih saran-saran dan dibuka matanya (emang kayaknya aku merem selama ini-_-). Engga, jadi ada beberapa hal dihidupku yang tak kusadari selama ini dan itu disadarkanlah oleh interviewer terutama oleh Ibu psikolognya. Terimakasih banyak Bu. Waktu itu kelar wawancara udah ngga mikir gimana hasilnya nanti. Diterima Alhamdulillah, kalau engga ya nggak papa, setidaknya aku dapet sesuatu di wawancara tadi.
Buat teman-teman yang akan menghadapi seleksi substansi ini, wajar kalau kalian merasa takut, deg-degan dan sebagainya. Tapi tenang, nggak semenakutkan yang dibayangkan kok! Trust me!

Oke,  kira-kira begitu ya ceritanya. Abis seleksi substansi kelar, silahkan lanjutkan hidup lagi sambil deg-deg-an nunggu pengumuman. Dan bagaimana kabarku? Alhamdulillah diizinkan lolos, naik satu step menuju calon awardee. Nanti setelah PK baru deh bisa disebut Awardee LPDP.

Akhirnya, untuk teman-teman yang sedang atau akan mengikuti seleksi beasiswa LPDP atau yang baru ada niat untuk mendaftar, semangat ya! disetiap tahapan do your best, berdoa, minta restu orang tua, lalu selebihnya biarkan Allah yang urus. Semoga cita-cita teman-teman semua bisa segera tercapai.

Salam hangat dari aku disini.
Ada yang mau ditanyakan? Boleh monggo...
Pict: goodreads.com
Novel ini adalah lanjutan dari novel sebelumnya yaitu Sepatu Dahlan yang mengisahkan masa kecilnya. Surat Dahlan mengisahkan lika-liku perjalanannya semasa merantau untuk kuliah di Samarinda. Dahlan memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya di Kebon Dalem untuk menempuh pendidikan di salah satu universitas di Kalimantan itu. Disana ia tinggal dengan Mbak Atun, kakak perempuannya. Dia harus memulai perjuangan yang barangkali lebih berat disini. Termasuk menahan rindu karena harus berpisah dengan Aisha. Ah, rindu ya. Entah pantas atau tidak karena bahkan Dahlan tak bisa menjanjikan apapun pada Aisha kecuali janji bertemu 3 tahun lagi. Sering Aisha mengiriminya surat, mengabarkan keadaanya. Namun Dahlan selalu berhasil untuk menahan diri untuk tidak membalasnya demi tidak memberikan harapan pada Aisha. Sekali lagi dia belum merencanakan apa-apa untuk masa depannya, termasuk soal menikah.
Dahlan melalui satu-persatu masalahnya disini. Berkonflik dengan dosen karena dia tak memiliki kemeja, persoalan wanita yang cukup membuatnya pusing karena selain Aisha, Maryati juga mencintainya. hingga puncaknya ia bermasalah dan menjadi buronan tentara. Oh tidak!
Dahlan sudah dewasa ketika keadaan krisis 1998 terjadi. Meski jauh dari Jakarta, tak berarti Samarinda harus diam. Mereka menggelar unjuk rasa. Tak disangka ujung dari tindakan itu membuat Dahlan sebagai pemimpin masa dan beberapa temannya menjadi sasaran penangkapan tentara. Semua temannya tertangkap, kecuali dirinya yang terselamatkan karena jatuh di jurang. (?)
Iya, dia selamat karena setelah jatuh di jurang itu, ia ditolong oleh seorang nenek baik hati yang mau merawatnya hinga sembuh. Lagi-lagi, proses ini dilalui dahlan dengan hadirnya seorang wanita, teman kuliah, yang mencintai dirinya. Dahlan sangat menghormati Nenek Saripa yang telah menolongnya. Ia juga prihatin karena ia melihat perempuan renta sekaligus perantau itu hidup sendirian disini. Hingga ia tertohok mendengar kalimat Nenek Saripa,
"Kaulah yang hidup sendirian. Ada orang lain yang menunggumu, tapi kau tak acuh. Ada yang mengharapkan kedatanganmu, tapi kau tak peduli. Jangan menganggap nasib yang menimpamu itu terjadi pula pada orang lain anak muda."
Dahlan mengakhiri serangkaian aktivitas mahasiswanya dan berpindah menjadi wartawan di sebuah media massa daerah. Karirnya melejit meski diawali dengan berbagai penolakan. Dan sebagaimana kita tahu, Dahlan Iskan lalu menjadi pemimpin redaksi Jawa Pos yang gemilang.
Novel yang penuh inspirasi. mengajarkan banyak hal tentang perjuangan dalam hidup dan bagaimana bersikap. Kutipan favorit saya di novel ini adalah nasehat dari Bapak Iskan (Ayahnya Dahlan Iskan)
"Lidah dan hati  meski kau jaga lebih hati-hati"
Saya mendengarkan kajian Rabu malam-nya Shift Media tadi yang disampaikan oleh Kang Harri. Menurut saya bagus dan biar ngga lupa saya catet disini. Barangkali teman-teman yang tidak sempat streaming mau baca juga.
***Disclaimer: ini adalah ringkasan berdasarkan pemahaman saya ketika mendengarkan kajian ya, jadi kalau nanti ada yang salah-salah mohon dimaafkan dan diberi masukan. Terimakasihhh***
Youtube: Shift Media
Kang Harri membahas tentang emosi. Sedih, senang itu semua adalah emosi. Beliau kemudian meminta jamaah untuk membayangkan hal tersedih yang pernah mereka alami. Lalu tanpa koordinasi apapun semua mengeluarkan ekspresi yang sama. Matanya redup, dahi terlipat, bibir manyun dan punggung membungkuk. Itu adalah ekspresi otomatis ketika kita sedih. Hingga jamaah yang jumlahnya ratusan tu tanpa aba-aba melakukan hal yang sama. Kemudian Kang Harri meminta jamaah untuk duduk tegap, senyum lebar, kemudian melihat ke atas. Lalu beliau bertanya, apakah bisa membayangkan ekspresi sedih dengan posisi itu? Jamaah serempak menjawab tidak bisa. Nah, the point is OUR EMOTIONS IS OUR MOTIONS. Emosi adalah apa gerakan yang kita lakukan. Kalau kita sedih, maka bergeraklah. Bergeraklah agar sedih itu segera hilang.  
Yang kedua, OUR EMOTION IS NOT OUR PROBLEM. Maksudnya? Sedih, senang dan emosi lainnya itu adalah sebuah akibat dari apa yang terjadi. Jadi, yang menjadi masalah bukanlah sedihnya, tapi  peristiwa apa yang terjadi.
Kapan kita bisa sedih? Kita sedih ketika:
Ekspektasi >  Realita (Ekspektasi lebih besar dari realita. Misal kita ekspektasi gaji jutaan, eh realitasnya cuma ratusan ribu)
Nah lalu kapan kita senang? Kita senang ketika:
Ekspektasi < Realita (Ekspektasi lebih kecil dari realita. Misal perkiraannya dapet gaji ratusan ribu, eh ternyata dapet gajinya jutaan)
Jadi ketika ekspektasi lebih besar dari realita (yang membuat kita sedih itu) apa yang perlu diubah? Ekspektasinya atau realitanya? That’s right. Tentu saja realitanya. Ketika kita ingin gaji jutaan tapi kenyataanya dapet ratusan ribu, ya perbaki performa kita. Atau kalau tidak cari tambahan penghasilan dari hal lain. Dan itu semua tentang realitas bukan? Jadi teman-teman. emosi adalah sinyal atas apa yang terjadi. Apapun itu emosinya, lihat, pahami, itu sinyal apa.
Kemudian ditengah-tengah kajian, Kang Harri mendatangkan seorang calon Doktor dalam bidang Psikologi dari UGM bernama Zein Permana. Beliau membuka dengan menyatakan bahwa manusia adalah makhluk dengan kemampuan tunda. Tidak seperti binatang yang ketika dia melihat mangsa dia langsung menerkamnya. Manusia tidak begitu. Laki-laki yang suka pada seorang wanita misalnya. Apakah ia akan langsung mendatangi wanita itu, menyatakan perasaan? Tidak kan, karena mereka memiliki kemampuan tunda. Ntar dulu deh, minder euy saya masih begini, atau ntar dulu deh saya susun kata-kata dulu. Nah itulah maksudnya kemampuan tunda. Hal ini telah dibuktikan oleh peneliti Prancis bernama Walter Michel. Mungkin teman-teman pernah melihatnya di yutub. Itu lho yang ada beberapa anak yang ditinggal di sebuah ruangan yang kosong kemudian dihadapan mereka ditaruh marshmallow. Lalu dikatakan kepada mereka bahwa marshmallow ini untuk mereka, tapi kalau mereka bisa menahan untuk memakannya sampai waktu tertentu, mereka akan mendapatkan satu marshmellow tambahan. Nah berbagai macam respon ditunjukkan oleh anak-anak. Perlu diingat kondisinya disana, marshmallow adalah makanan yang susah ditolak oleh anak. Semua anak suka marshmallow. Responnya, ada yang benar-benar tidak memakannya, ada yang memakannya dan ada juga yang cuma menjilatnya (karena mungkin dia pikir yang tidak boleh kan makan, berarti jilat gapapa wkwk). Kemudian data anak-anak ini disimpan hingga 10 tahun kemudian ditanyakan bagaimana keadaan anak-anak ini di sekolah. Anak yang tidak memakan marshmallownya sama sekali, yang dengan itu akhirnya dia mendapat 2 marshmallow, cenderung memiliki prestasi yang lebih baik ketimbang anak-anak lain. Kemudian, beberapa tahun kemudian murid dari Walter Michel ini melanjutkan penelitiannya ketika anak-anak itu sudah dewasa. Dan ditemukan bahwa anak yang tidak memakan marshmallow tadi sudah bekerja dan berpenghasilan lebih besar dibanding yang lainnya. Itulah yang membuktikan bahwa manusia memiliki kemampuan tunda. Psikologi juga sangat mendukung konsep puasa dalam Islam. Kita dilatih untuk menahan diri dari hal yang diperbolehkan agar nantinya lebih mudah menahan diri dari hal yang dilarang.

Beliau juga menyatakan bahwa manusia adalah makhuk dengan kemampuan membentuk simbol. Coba dijawab: apakah ada huruf A di dunia ini? Apakah ada angka 1 di dunia ini? Hayo dijawab dulu....  :)
Jawabannya tidak ada. Huruf dan angka itu bukan realitas. Melainkan hanya simbol yang disepakati bersama. Jadi wujudnya huruf A sama angka 1 itukan ga ada tho? Ia hanya tulisan, simbol yang sekali lagi disepakati bersama. Nah, perasaan adalah simbol yang kita buat. Dia bukan realitas. Seperti halnya mental time travel yang banyak dimiliki anak muda sekarang. Jika si doi yang kita taksir ngechat “Apa kabar?” lalu kita mikirnya : apa ya maksudnya dia nanya ini, wah dia suka aku juga nih, atau bahkan sudah kepikiran konsep resepsi? Jadi pertanyaan tadi realitasnya adalah nanya kabar. Nah perasaan-perasaan jauh ke masa depan itulah yang kita bangun sendiri. Paham?
Terakhir, mungkin kita sering tidak menginginkan sedih, kita selalu berharap senang terus. Padahal, emosi itu tidak ada yang jelek, semua dipergilirkan. Bisa stress juga tau kalau kita seneng terus ga pernah sedih. Rasa atau emosi juga bukan untuk dipilih. Karena semua pasti akan mengalami rasa-rasa itu dipergilirkan. Cukup berdoa, Ya Tuhan, untuk setiap rasa apapun yang dipergilirkan padaku,  izinkan aku selalu dekat denganmu. :)
O iya, sebagai tambahan, bahagia itu tanpa syarat sebenernya. Putuskan bahagia, lalu bergeraklah. Nah ini mengapa olahraga itu penting. Olahraga mempercepat metabolisme tubuh. Akan banyak sel-sel ditubuh kita yang hilang kemudian diganti dengan yang baru. Jadi kesedihan-kesedihan yang ada bersama sel-sel lama kita juga akan ikut hilang diganti dengan sel-sel baru yang membawa rasa bahagia. Sebaliknya, mager membuat sel-sel dalam tubuh abadi, jadi sedihnya juga ikut abadi. Make sense kan?
Kang Zein bertanya lagi. Kalau saya mengatakan gajah merah apa yang ada di benak kalian? (boleh dibayangin dulu gaes)
Mungkin ada yang membayangkan gajah duduk warna merah, atau ada juga yang membayangkan tulisan gajah merah dan banyak lagi lainnya. Nah bayangan itu adalah rasa. Harus diwujudkan dalam sesuatu hal atau minimal penjelasan detail agar maksud gajah merah tadi dipahami dengan pemahaman yang sama. Kalau hanya sekadar rasa, ya itu bukan kenyataan. Tapi kita tuh bisa membuat rasa bukan sekadar menjadi rasa. Yaitu dengan mengubah rasa itu menjadi sebuah  karya. Apa yang dirasakan harus ada wujudnya. Kalau misal lagi skripsi, terus kita merasa sedang sedih, sedang males. Ya ngga papa. Kerjakanlah skripsi dengan kemalasan dan kesedihan itu. Yang penting kan nanti selesai skripsinya. Buat apa meributkan rasa-rasa yang kita cipta sendiri?
Terus satu lagi,
Ada yang nanya, gimana kalau merasa sedih tapi tidak tau sedih karena apa. Nah untuk pertanyaan ini jawabannya adalah: jujur sama diri sendiri. Karena kejujuran adalah dasar kemajuan.
Yang penting juga, mari definisikan realitas lalu kasih harapan agar kita bisa melewatinya. Kemudian perhatikan juga gerakan kita. Terlalu banyak gerak tanpa ambil hikmah juga bisa jadi stress. Hikmah itu hadir karena melibatkan Allah. Allah-lah pemilik hati, tempat pengolah rasa itu. Kalo ngga libatin Allah ya bisa jadi stress. Aktif tapi sampe mengalahkan kewajiban-kewajiban kita pada Allah itu juga akan jadi masalah.  

Terakhir, (kalo ini beneran terakhir hehe) standar utama menjadi manusia adalah sabar dan syukur. Kita berubah bukan karena ilmu yg kita punya, tapi karena ilmu dan action yg kita buat.
Sekian.
Ringkasan (yang tidak ringkas) dari kajian Rabu malam-nya Shift Media (di Youtube)
14 Agustus 2019


Sudah seminggu, seorang pemuda masih terus memperhatikan setiap aktivitas yang dilakukan seorang syekh dikampung yang baru saja ia tinggali. Diam-diam dia sering mengikuti kemana syekh itu pergi. Aktivitas syekh memang tak lebih dari rumah, masjid, pasar sesesekali, atau kebun sempit di belakang rumahnya yang ditanami singkong. Seminggu yang lalu, syekh itu menyelamatkan ia dari sakit teramat sangat dengan hanya mendoakannya. Ah, mana mungkin doa kubilang "hanya". Kudengar itu senjata pamungkas untuk menyelesaikan segala masalah ya.



Sang pemuda  sangat kagum kepada syekh atas apa yang telah syekh itu lakukan. Ia ingin sekali bisa bicara lebih banyak tapi ia takut mengganggu. Pemuda itu hanya memperhatikan dari jauh apa saja yang dilakukan syekh hingga doa nya bisa terkabul begitu mudahnya. Hari demi hari berlalu, dan hari ini pemuda itu memutuskan untuk menemui syekh setelah sholat ashar di masjid. Ia menyiapkan pembicaraan sebaik mungkin. Entah kenapa pemuda ini segan sekali dengan syekh. Benar saja, setelah syekh mulai melangkah keluar masjid setelah sholat ashar, pemuda itu mencegatnya lalu berkata, 

"Syekh, bolehkah Saya berguru pada Anda, seperti yang pernah Saya katakan kemarin, saya datang dari negeri yang jauh, Ke sini hendak mencari ibu kandung Saya yang ternyata sudah meninggal. Saya sudah tidak punya siapa-siapa lagi."

Syekh iba dengan pemuda itu. Beliau kemudian memperbolehkan pemuda tadi berguru padanya.

Hari-demi hari dilalui sang pemuda dengan berguru dan hidup bersama dengan Syekh itu dengan segala kesederhanaanya. Saking sederhananya tak jarang mereka hanya makan satu kali sehari karena memang hanya itu yang ada. Hingga suatu hari, tak ada sepotong rotipun untuk dimakan. Perut pemuda itu sangat lapar. Kemudian ia terpikir untuk mencuri makanan dari rumah tetangganya. Ia beranggapan bahwa hal ini tidak mengapa dilakukan, sebab kondisinya darurat, Dia sudah sangat lapar sampai rasa-rasanya mau pingsan.

Pemuda itu lalu naik ke atas menara masjid. Dia mengamati sekeliling. Rumah mana yang kira-kira ada bau makanan. Ia pun menemukan dua rumah yang bau makanan. Saat hendak menuju rumah yang pertama, dari atas ia melihat ada perempuan-perempuan yang sedang di dapur rumah itu dan mereka tidak mengenakan hijab. Pemuda itu mengurungkan niatnya untuk menuju rumah itu. Karena ia hanya akan mencuri makanan, bukan mau menambah dosa lagi dengan melihat wanita bukan mahram tanpa hijab. Kemudian ia melihat rumah yang kedua, disana sepi. Ia melompat ke dapur rumah itu dan ditemukannya bejana yang setelah ia buka isinya adalah terong yang sudah dimasak. Tanpa pikir-pikir lagi ia mengambil terong itu dan memasukkan ke dalam mulutnya.

Ketika ia sudah menggigit terong itu, barulah ia sadar bahwa hal ini adalah hal buruk. Bagaimanapun, mencuri itu berdosa. Akhirnya, ia memuntahkan terong dari mulutnya ke lantai dan ia lari. Ia beristighfar sambil terus berlari ke masjid.

Beberapa jam kemudian, seorang wanita mendatangi Syekh di masjid. Ia mengutarakan keinginannya. Sang Syekh diam sebentar, kemudian ia memanggil pemuda itu.
"Apakah kau sudah menikah?"
"Belum Syekh"
"Apakah kau ingin menikah?"
"Sungguh Syekh, aku tidak punya uang sepeserpun untuk membeli roti, bagaimana aku akan menikah?''
"Wanita ini datang membawa kabar bahwa ia telah ditinggal mati suaminya dan telah mewarisi semua harta peninggalan suaminya dulu. Ia tak punya siapapun disini dan ia ingin menikah agar tidak ada yang mengganggunya, maukah kau menikah dengannya?"
Sang pemuda sempat ragu namun akhirnya ia menjawab "Ya Syekh"
"Apakah kau mau menikah dengan pemuda ini?"
"Ya Syekh", jawab wanita itu dengan malu-malu.
Akhirnya didatangkanlah dua orang saksi dan dinikahkanlah pemuda dengan wanita tadi. Setelah menikah mereka berdua pulang ke rumah wanita itu yang ternyata adalah rumah yang tadi ia masuki, Wanita itu kemudian membuka hijabnya. Wajahnya sangat cantik, dan masih muda.
"Kau ingin makan?"
"Ya" jawab pemuda itu. Istrinya kemudian masuk ke dapur hendak menyiapkan makanan. Ia heran melihat terong yang telah digigit jatuh di lantai. "Heran, siapa yang menggigit terong ini?" Pemuda itu mendengar apa yang dikatan isterinya lalu menangis. Ia menceritakan kisahnya tadi.
Isterinya pun berkata, "Ini adalah buah dari sifat amanah, kau jaga kehormatanmu dan kau tinggalkan terong haram itu, lalu Allah berikan kepadamu rumah ini semuanya berikut pemiliknya dalam keadaan halal. Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu ikhlas karena Allah, maka akan Allah ganti dengan yang lebih baik dari itu."

Begitulah, kita seringkali melakukan dosa dengan alasan yang macam-macam. Ketika masih sekolah, kita menyontek karena kalau tidak menyontek nilai kita jelek. Ketika harga buku sekolah yang harus dibayar 50 ribu, kita bilang ke orang tua 100 ribu. Kita pacaran dengan dalih proses mengenal satu sama lain, persiapan masa depan hingga takut dibilang nggak laku. Menceritakan keburukan orang lain, dengan awalan kalimat "bukannya ghibah ya, cuma bicara fakta aja" dan seterusnya dan seterusnya. Akhirnya, selalu ada saja pembenaran atas dosa-dosa yang kita lakukan.
Saya sendiri juga pernah begitu. Jadi mari kita istighfar bersama teman..... dengan sebenar-benarnya istighfar .

(Sebuah pengingat untuk diri saya sendiri, dan kita semua. Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan)
Read more https://kisahmuslim.com/804-tak-jadi-mencuri-terong-lalu-allah-karuniakan-untuknya-seorang-isteri.html



Berawal dari pengalaman kemarin ketika ada niat ikut tes OTO Bappenas tapi cari info tentang detail pengalaman ikut tes ini ga banyak diulas, maka saya tergerak untuk menulis. Semoga bermanfaat ya!

Sudah tau dong TPA OTO Bappenas? Jadi, Bappenas melalui Unit Usaha Otonom Penyelenggara Tes (UUO PT) telah mengembangkan alat seleksi yang diberi nama Tes Potensi Akademik (TPA). TPA dirancang untuk mengungkap potensi intlektual, yang dianggap mendasari kemungkinan keberhasilan seseorang jika yang bersangkutan mengikuti jenjangg S2 atau S3. Jadi tes TPA ini ditujukan untuk masyarakat umum, biasanya digunakan untuk berbagai tujuan seperti mendaftar kuliah, kenaikan pangkat dan lain-lain. Sebenarnya banyak tes TPA diluar sana yang diselenggarakan, nyaris setiap perguruan tinggi juga ngadain tes ini ketika penerimaan mahasiswa baru khususnya mahasiswa pascasarjana. Kalau untuk keperluan seleksi masuk perguruan tinggi di Indonesia, tes dari OTO Bappenas ini tergolong lebih fleksibel karena bisa digunakan di berbagai universitas di Indonesia. Jadi kalau misal kita ikut TPA di perguruan tinggi A, biasanya hasil tesnya hanya bisa digunakan untuk mendaftar perguruan tinggi A saja. Beda halnya dengan tes TPA OTO Bappenas yang bisa digunakan di berbagai universitas, Mungkin karena ini peminat tes TPA OTO Bappenas sangat banyak. Tapi, kalau mau ikut tes ini pastikan dulu perguruan tinggi tujuan kamu menerima hasil tes ini ya, biar nggak zonk.😂 Nanti setelah ikut tes kita akan dapat skor sedangkan kriteria kelulusan ditentukan oleh lembaga pengguna tes, atau perguruan tinggi masing-masing.

Semua informasi terkait tes ada di web hhttp://koperasi.bappenas.go.id/uuopt/index.php?home. Disitu kita bisa pilih lokasi dan waktu tes. kebanyakan tes dilaksanakan di Gedung Bappenas Pusat di Jl. Taman Suropati No.2 Jakarta Pusat, tapi ada juga yang di univeristas atau lokasi tertentu. Untuk mengikuti tes ini kita dikenakan biaya Rp 350.000. Lumayan, kalau buat nge-mall udah dapet baju tuh, eh🙊. Jadi pastikan persiapannya beneran ya, jangan sampe ngulang-ngulang karena berarti itu bayar lagi dan bayar terus hiks. Bayarnya transfer ke rekening yang disediakan, baru abis itu bisa daftar online, karena ketika daftar kita harus upload bukti transfernya. Kalau udah daftar kita akan dapet email notifikasi isinya tempat dan waktu tes sama nomor registrasi. Oh iya, pas daftar pastikan isi data nya yang benar ya soalnya data ini yang akan tercantum di  hasil tes kita nanti. Pastikan juga email yang dicantumkan adalah email aktif. Karena semua informasi teknis akan melalui email.

Tes TPA OTO Bappenas terdiri dari 3 sub tes. Verbal, kuantitatif, dan logika yang masing-masing soalnya sebanyak 90,90, dan 70. Jadi total ada 250 ya soalnya. Waktu mengerjakan masing-masing sub tes adalah 60 menit sehingga total waktu untuk mengerjakan soal adalah 3 jam. Selama itu kita tidak diperkenankan keluar ruangan, jadi yang pengen ke toilet, mending ke toilet dulu sebelum ujian 😚. Proses mengerjakan setiap sub tes juga telah diatur.Satu jam pertama untuk sub tes 1 (verbal), 1 jam kedua untuk mengerjakan sub tes 2 (kuantitatif), dan 1 jam terakhir untuk sub tes ketiga (logika). Jadi kita tidak bisa melompat-lompat ataupun membuka subtes yang tidak sesuai waktunya.

Soalnya gimana? Emmm kalau gambaran soal TPA-nya secara umum menurutku relatif lebih sulit jika dibandingkan dengan yang di buku-buku latihan TPA. Jadi untuk orang yang secara akademik biasa-biasa aja seperti aku ini, ga latihan dulu itu sama aja bunuh diri.😌
Dalam sub tes verbal kita akan menghadapi soal sinonim, antonim dan dan padanan kata. Kata-kata yg keluar disini cukup jarang kita dengar dan gunakan, jadi  tipsnya banyakin baca sama sering buka-buka (read: dibaca dan dipahami) kamus kosakata ya. Terus yang diluar prediksi ku, karena di buku latihan ga ada, adalah soal wacana. Jadi, ada wacana yang panjaaaangg diikuti beberapa soal tentang wacana itu. Jangan harap seperti semudah mengerjakan unjian bahasa indonesia waktu UN dulu karena disini pilihan jawabannya dibuat lebih rumit dan bikin kita harus mikir. Ditambah dengan keterbatasan waktu yang ada, lengkap sudah.
Keterbatasan waktu akan semakin terasa ketik mengerjakan sub tes kedua. Ya, sub tes kuantitatif. Kita harus mengerjakan 90 soal dengan waktu 60 menit. Satu soal ngga ada 1 menit kan ya itu harusnya. Jujur saja, sebagian besar sub tes ini saya jawab dengan cara menebak. Kemampuan matematika saya entah ngumpet kemana setelah kuliah empat tahun, hiks.
Sub tes ke 3 yaitu logika, cukup sulit juga ini. Terlebih ketika bagian spasial, itu lumayan. Lumayan bikin pusing 😥

Setelah tes selesai, kita akan diberi sebauah amplop. Amplop itu untuk tempat hasil tes nanti. Kita diminta menuliskan alamat lengkap. Lalu pilih pilihan diantar atau diambil sendiri hasil tesnya. Biasanya hasil tes keluar setelah 3 atau 4 hari. Jangan tanya apa yang saya rasakan setelah tes. Udah gatau mau ngapain lagi, cuma bisa berharap skornya nyampe sama target minimal.

Jadi kira-kira gitu gambaran tes TPA OTO Bappenas. Benar, setelah empat hari hasil tes udah sampe ke rumah. Mungkin akan lebih lama sampenya kalau rumah kalian di luar kota. Dan setelah buka amplop, sedih sih, soalnya hasilnya kurang dikit dari target😥. Hmmmm, yaudah berarti besok coba lagi ya.
Nah buat kalian yang mau ikut tes ini mending persiapan bener-bener, biar ngga ngulang-ngulang kaya aku 😢. Persiapannya bisa latihan dari buku-buku Tes TPA yang banyak dijual di pasaran atau dari internet juga bisa. Terus pastikan kondisi fisik mendukung saat tes, jangan lupa berdoa, dan tentu saja minta doa orangtua. Semoga berhasil. 🙌



Picture by: @lingkarkomik
Kemarin, baru saja terjadi peristiwa yang sangat melukai kemanusiaan dan juga hati segenap umat islam di dunia. Iya, penembakan terhadap jemaah sholat Jumat di masjid di kota Christchurch, Selandia Baru (New Zealand), Jumat (15/3/19). Sekelompok orang menyerbu masjid dengan senapan mesin dan menembaki jemaah. Dilansir detik.com setidaknya ada 49 orang tewas, terdiri atas 41 orang di Masjid Al Noor, 7 orang di Masjid Linwood, dan seorang lagi tewas saat dirawat di RS pascapenembakan. Selain itu, ada puluhan korban lain yang masih dirawat di rumah sakit. Kejadian ini menjadi insiden pembunuhan massal terburuk di Selandia Baru selama lebih dari tujuh dekade. 

Peristiwa semacam ini dan bahkan lebih parah juga telah sekian lama terjadi seiring masih memanasnya konflik di Palestina dan Suriah. Nyaris setiap hari kita melihat berita-berita warga muslim tewas ditembak. Data dari sahabatalaqsha.com meyebutkan, dari 11 juta anak yang ada di Suriah, sebesar 28.226 anak dibunuh, 4.469 anak dipenjara dan dihilangkan secara paksa, 176 anak tewas disiksa, 3 juta anak putus sekolah, dan 3.377 anak dipaksa ikut berperang. Sementara itu, wanita-wanita Suriah menghadapi berbagai jenis penyiksaan di penjara rezim karena perlawanan mereka. Ada 13.000 wanita ditawan, 22.900 wanita dibunuh, 300.000 wanita dilukai, dan 7,5 juta wanita mengungsi.

Jadi kebayang ngga gimana rasanya kalau kita berada di negara-negara itu, ditengah-tengah suasana seperti itu. Akankah kita bisa bertahan?

Peristiwa kemarin di Selandia Baru kembali menjadi pengingat bahwa diluar sana ada banyak saudara sesama muslim yang hari-harinya akrab dengan bahaya. Yang hari-harinya bertaruh nyawa untuk melaksanakan ibadah. Semua ini menjadi semacam tamparan bagi saya. Diluar sana, orang mau beribadah saja resikonya mati. Sedangkan kita yang hidup dilingkungan aman, fasilitas ibadah lebih dari cukup, tapi untuk sholat masih sering bilang nanti. L

Jadi mulai sekarang, mari bertekad dan berusaha untuk lebih bersyukur dari biasanya, lebih rajin beribadah dari biasanya, lebih ikhlas beribadah dari biasanya, dan tentu saja lebih banyak berdoa untuk saudara-saudara kita yang sedang diuji diluar sana.

Hasil membaca beberapa sumber:


Judul Buku: Pulang
Penulis: Tere Liye
Cetakan: XXI Agustus 2016, Jakarta
Penerbit: Republika


“Semua pertanyaan, semua keraguan, semua kecemasan, semua kenangan masa lalu, peluklah mereka erat-erat. Tidak perlu disesali, tidak perlu membenci, buat apa? Bukankah kita selalu bisa melihat hari yang indah meski di hari terburuk sekalipun?"

Bujang terdiam. Kalimat Tuanku Imam benar sekali. Ia selalu menyalahkan masa lalu, membenci hari-hari yang telah lewat yang sebenarnya tidak bisa diubah lagi, sekuat apa pun dia ingin mengubahnya.

Goodreads
"Ketahuilah Nak, hidup ini tidak pernah tentang mengalahkan siapa pun. Hidup ini hanya tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau telah memenangkan seluruh pertempuran.”

Bujang hidup dalam dunia yang tak banyak diketahui orang. Ia menjadi bagian dari sebuah keluarga besar pelaku shadow economy. Rasa takut sudah tak dimilikinya lagi sejak usia belasan. Darah perewa mengalir deras di dirinya.

Tumbuh sebagai anak yang cerdas, Bujang nyaris memiliki semuanya. Gelar akademik dari universitas tersohor dunia, kekuatan fisik dan jiwa yang membuatnya lihai menghabisi lawan dengan tangan kosong, menguasai teknik-teknik ninja, sangat baik memainkan pistol, dan pintar mengayun pedang, mejadi samurai sejati.

Berbagai peberontakan dihadapinya. Keteguhan prinsip yang memanggil kesetiaannya pada keluarga yang membesarkannya itu. Termasuk prinsip untuk tidak minum minuman keras dan memakan daging babi. Hal yang lumrah dilingkungannya. Itu adalah pesan mamaknya, yang selalu khawatir ia terluka, yang diam-diam mengajarinya mengaji dan adzan dan rela dimarahi bapak bila ketahuan, yang tak henti berdoa untuknya setiap hari hingga akhir hidupnya. Mamak meninggal disusul bapak beberapa tahun kemudian. Kabar duka itu entah kenapa selalu sampai kepada Bujang saat adzan subuh. Itulah yang membuat Bujang membenci adzan subuh. Baginya, panggilan sholat itu selalu menyayat hati dan menambah perih luka yang belum sempurna kering. 

Perlu waktu lama untuk Bujang bisa kembali menghidupkan hari-harinya setelah mamak dan bapak pergi. Tak berapa lama setelah ia kembali menjadi Bujang sediakala, sebuah penghianatan dari dalam dan serangan dari luar keluarga datang bersamaan. Membentuk kekuatan besar yang membuat Bujang dan Tauke Muda, pemimpin keluarga itu, susah payah. Apalagi kondisi Tauke yang sedang sakit hingga akhirnya meninggal di akhir pertikaian.

Goncangan dahsyat itu memberikan pelajaran penting bagi Bujang. Kesadaran untuk tak lagi membenci masa lalunya. Pilihan untuk memeluk semua kebencian masa lalu. Semua kejadian ini menuntunnya untuk kembali. Pulang kepada Tuhannya. Bujang tak pernah minum minuman keras, daging babi, dan semua yang diharamkan agama. Perutnya bersih. Itulah cara mamak menjaganya agar tetap dekat saat panggilan untuk pulang telah tiba.

Sebuah novel yang memadukan fenomena ekonomi, perasaan, dan kesetiaan yang dalam. Tentang masa lalu, novel ini sangat menginspirasi bagaimana mmperlakukannya.