Ujian Iman

by 22.13 0 komentar


Judul : Bumi Cinta
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Basmala

Pejalanan seorang salih bernama Muhammad Ayyas yang harus mati-matian mempertahankan imannya di negeri paling mengagungkan kebebasan, Rusia. Ia datang sebagai peneliti dalam rangka mnyelesaikan program master yang ia tempuh di India.  Usai shalat subuh, seperti biasa, ia membaca Al-Qur’an, zikir pagi, dan membaca buku-buku karangan salafushalih. Rutinitas agung yang senantiasa ia jaga.  Ini menjadi salah satu tamengnya dalam menghadapi kehidupan di Moskwa, ibukota Rusia yang sangat mengancam imannya. Disamping itu ia kerap bertemu dengan orang-orang salih yang tak banyak disana untuk berdiskusi banyak hal.

Bagi seseorang yang mencari ridha Allah, ada permulaan atau bidayah dan ada akhiran atau nihayah. Permulaan orang yang mencari ridha Allah adalah perjalanannya menapaki kehidupan, dan akhirannya adalah sampainya di hadapan Allah. Apabila sejak awal langkahnya memulai perjalanan orang itu sudah benar-benar kembali kepada Allah, berjalan menuju Allah dengan total maka peluang suksesnya untuk sampai pada ridha Allah sangat besar. Sebab Allah pasti menolongnya sejak ia memulai langkahnya. Allah akan menjaganya untuk tidak terputus dan jatuh di tengah jalan. Akan tetapi jika diawal langkahnya ia tidak kembali kepada Allah, tidak meminta pertolongan Allah, ia akan terlempar kembali ke tempat ia memulai perjalanan, dan ia tidak akan sampai kepada Allah. Seorang ulama mengatakan, “Siapa yang mengira dirinya bisa sampai kepada Allah dengan perantara selain Allah maka Allah memutus perjalanannya. Dan barang siapa beribadah dengan mengandalkan kekuatannya sendiri, maka Allah menyerahkan urusan ibadahnya kepada kekuatannya, Allah tidak akan menolongnya.”

Ayyas memperoleh pembimbing seorang Doktor cantik yang diam-diam menaruh hati padanya. Ia juga harus menghadapi kenyataan bahwa ia seapartemen dengan dua wanita cantik yang bahkan sering dengan sengaja menggodanya. Ujian-ujian iman ia lalui dengan sekuat tenaga. Allah begitu baik padanya dengan melindunginya dari berbagai macam fitnah yang hampir saja menimpa termasuk fitnah bahwa dirinya teroris yang mengebom hotel ternama di Moskwa. 

Ayyas adalah seorang yang cerdas dan memegang teguh agamanya. Disini ia banyak berdebat mengenai Tuhan dengan orang-orang disekitarnya yang non islam, termasuk pula yang atheis. Tentang atheisme, Ayyas menjabarkan panjang lebar mengenai atheisme materialisme, atheisme atheisme psikologi, atheisme marxisme (perpaduan atheisme materialisme dan atheisme psikologi), juga atheisme eksistensialisme dan atheisme neo positivisme dalam obrolan hangatnya dengan dua teman seapartemennya, melanjutkan penjelasan yang tak sempat ia sampaikan saat menjadi pembicara disebuah seminar.

Novel ini ditutup dengan banyak orang-orang disekitar Ayyas yang memilih jalan Islam sebagai jalan hidupnya. Ayyas menjadi cermin bagi kita untuk introspeksi diri, seberapa kuat iman kita ..

warnakata

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar