Berhentilah Merawat Luka......

by 22.04 2 komentar

Judul Buku: Sepatu Dahlan
Penulis : Khrisna Pabichara
Penerbit: Nourabooks
Perjalanan hidup seorang Dahlan Iskan, mantan menteri bumn kita. Masa kecilnya ia habiskan ditengah kemiskinan yang dilalui dengan bahagia. Cita-citanya satu waktu itu, sepatu dan sepeda. Ia bekerja apa saja yang mungkin dikerjakan. Nguli nyeset, menggembala domba, nguli nandur dan sederet pekerjaan orang desa lainnya. Namun keinginannya terhadap dua barang itu tak serta-merta dapat terpenuhi. Ada saja kebutuhan lain yang lebih mendesak dari pada sepatu dan sepeda yang harus dipenuhi. Jadilah ia tak bersepatu bahkan hingga masuk Aliyah.

Lapar adalah penderitaan biasa  yang bisa dikendalikannya. Terlebih sejak ibunya meninggal. Tak ada lagi yang menyiapkan makanan. Namun kali ini mmemang bukan hanya karena tak ada yang menyiapkan, melainkan yang harus disiapkan memang tak ada. Semua itu ia lalui dengan sabar bersama bapak dan adiknya, zain.

Kisah asmarapun tak luput mewarnai masa lalu Dahlan. Aisha, perempuan yang disukai dan juga menyukainya, namun tak ada yang berani memulai. Aisha memintanya untuk berjanji bertemu lagi tiga tahun setelah lulus aliyah, setelah mereka berdua menjadi sarjana muda. Mereka? Itu berarti dahlan juga harus kuliah. Hal yang bahkan tak terbayangkan hingga surat dari aisha itu terbaca. 
Dahlan tak bisa menjanjikan apa-apa, hanya menegarkan hati sembari merapal mantra “semoga”, dan berharap mantra itu mustajab untuk mengembalikan ‘yang pergi’ dan memulangkan ‘yang lupa’.
Kondisi hidup, kemiskinan, watak keras bapak, dan pedihnya kehilangan menempa dahlan menjadi Dahlan Iskan yang kita kenal sekarang. Sosok rendah hati yang bijaksana itu. Kisahnya hidupnya menginspirasi. Bahwa, sekali lagi, kemiskinan tak cukup tangguh untuk mengalahkan tekad mencapai mimpi-mimpi kita.
Satu lagi, berhentilah merawat luka...


warnakata

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

2 komentar: