Judul
buku: Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Penulis:
Tere Liye
Penerbit:
Gramedia Pusaka Utama
Ibu
pergi untuk mengajarkan sesuatu. Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang
indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus
memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pegertian, dan
pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan
menyakitkan. Kami kecil sekali saat ibu pergi. Gemetar menatap gelapnya masa
depan. Takut bercermin pada masa lalu yang getir. Ibu benar, tak ada yang perlu
disesali. Tak ada yang perlu ditakuti. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya.
Biarkan angin merengkuhnya, membawanya pergi entah kemana. Dan kami akan
mengerti, kami akan memahami..... Dan kami akan menerima.
Itulah
kalimat-kalimat yang melucur dari hati yang paling dalam seorang Dede tepat 8
tahun setelah sang ibu meninggal dunia. Meninggalkannya dan Tania, kakak
perempuannya tepat disaat janji-janji masa depan itu datang. Saat kehidupan
keluarga itu mulai membaik.
Hidup
Tania terus berkembang pesat sepesat pertumbuhan perasaannya pada malaikat
penolongnya, Danar. Perasaan yang entah layak atau tidak untuk seorang anak
yang dijanjikan masa depan yang lebih baik oleh seorang lelaki dewasa. Perasaan yang pertama kali muncul saat
umurnya 11 tahun, saat diapun tak tahu perasaan macam apa itu.
Seiring
berjalannya waktu Tania tak kuat lagi memendam perasaan hingga nyaris
mengacaukan pernikahan Om Danar dengan Tante Ratna. Untung hal itu berhasil ia
urungkan. Mungkin benar, orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua
kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan
banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tak
tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.
Sampai
akhirnya ia tahu teka-teki itu, teka-teki yang meluruhkan hatinya. Entah apa
yang dipikirkan malaikat peenolongnya itu dengan menyembunyikan perasaan nya
pada Tania dan memilih menikah dengan wanita lain tepat saat ia sempurna tahu
bagiamana perasaannya pada Tania.
Novel
dengan ending menyebalkan. Tapi rangkaian katanya membius siapa saja yang
membacanya. Biarlah setiap pembaca menyimpulkan dan mengambil sendiri
pemahaman-pemahaman itu.
0 komentar:
Posting Komentar