Sebuah Kisah tentang Perjalanan Pulang

by 21.55 0 komentar

Judul Buku: Pulang
Penulis: Tere Liye
Cetakan: XXI Agustus 2016, Jakarta
Penerbit: Republika


“Semua pertanyaan, semua keraguan, semua kecemasan, semua kenangan masa lalu, peluklah mereka erat-erat. Tidak perlu disesali, tidak perlu membenci, buat apa? Bukankah kita selalu bisa melihat hari yang indah meski di hari terburuk sekalipun?"

Bujang terdiam. Kalimat Tuanku Imam benar sekali. Ia selalu menyalahkan masa lalu, membenci hari-hari yang telah lewat yang sebenarnya tidak bisa diubah lagi, sekuat apa pun dia ingin mengubahnya.

Goodreads
"Ketahuilah Nak, hidup ini tidak pernah tentang mengalahkan siapa pun. Hidup ini hanya tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau telah memenangkan seluruh pertempuran.”

Bujang hidup dalam dunia yang tak banyak diketahui orang. Ia menjadi bagian dari sebuah keluarga besar pelaku shadow economy. Rasa takut sudah tak dimilikinya lagi sejak usia belasan. Darah perewa mengalir deras di dirinya.

Tumbuh sebagai anak yang cerdas, Bujang nyaris memiliki semuanya. Gelar akademik dari universitas tersohor dunia, kekuatan fisik dan jiwa yang membuatnya lihai menghabisi lawan dengan tangan kosong, menguasai teknik-teknik ninja, sangat baik memainkan pistol, dan pintar mengayun pedang, mejadi samurai sejati.

Berbagai peberontakan dihadapinya. Keteguhan prinsip yang memanggil kesetiaannya pada keluarga yang membesarkannya itu. Termasuk prinsip untuk tidak minum minuman keras dan memakan daging babi. Hal yang lumrah dilingkungannya. Itu adalah pesan mamaknya, yang selalu khawatir ia terluka, yang diam-diam mengajarinya mengaji dan adzan dan rela dimarahi bapak bila ketahuan, yang tak henti berdoa untuknya setiap hari hingga akhir hidupnya. Mamak meninggal disusul bapak beberapa tahun kemudian. Kabar duka itu entah kenapa selalu sampai kepada Bujang saat adzan subuh. Itulah yang membuat Bujang membenci adzan subuh. Baginya, panggilan sholat itu selalu menyayat hati dan menambah perih luka yang belum sempurna kering. 

Perlu waktu lama untuk Bujang bisa kembali menghidupkan hari-harinya setelah mamak dan bapak pergi. Tak berapa lama setelah ia kembali menjadi Bujang sediakala, sebuah penghianatan dari dalam dan serangan dari luar keluarga datang bersamaan. Membentuk kekuatan besar yang membuat Bujang dan Tauke Muda, pemimpin keluarga itu, susah payah. Apalagi kondisi Tauke yang sedang sakit hingga akhirnya meninggal di akhir pertikaian.

Goncangan dahsyat itu memberikan pelajaran penting bagi Bujang. Kesadaran untuk tak lagi membenci masa lalunya. Pilihan untuk memeluk semua kebencian masa lalu. Semua kejadian ini menuntunnya untuk kembali. Pulang kepada Tuhannya. Bujang tak pernah minum minuman keras, daging babi, dan semua yang diharamkan agama. Perutnya bersih. Itulah cara mamak menjaganya agar tetap dekat saat panggilan untuk pulang telah tiba.

Sebuah novel yang memadukan fenomena ekonomi, perasaan, dan kesetiaan yang dalam. Tentang masa lalu, novel ini sangat menginspirasi bagaimana mmperlakukannya.

warnakata

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar