qwerty.co.id |
Kegamangan penerapan kurikulum,
kontroversi (fungsi) ujian nasional, persoalan sertifikasi guru dan dipenuhinya
jam mengajar, penguatan peran LPTK, sinergitas antar lembaga birokrasi
pendidikan, persoalan penempatan guru, pengembangan profesionalitas guru, peran
lembaga penjaminan mutu yang overlaping dengan peran LPTK, reformasi
pendidikan, overlaping permendiknas, sustainabilitas dan akuntabilitas
pendidikan, pemerataan pendidikan, partisipasi pendidikan, standar nasional
pendidikan guru, pendidikan karakter dan karakter bangsa, dan seterusnya,
adalah masalah-masalah pendidikan yang menghadang bangsa kita hari ini.
Mari kita cermati masalah-masalah
itu. Saya tak akan membahas satu persatu karena saya pikir itu bukan kapasitas
saya. Bagaimanapun, saya hanyalah seorang mahasiswa yang hanya sedang belajar
memahami pendidikan bangsa ini. Saya hanya ingin menyampaikan kembali apa yang
disampaikan Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dalam buku Fiqh Priaoritas-nya. Bahwa
memperbaiki diri adalah langkah pertama sebelum memperbaiki sistem.
Setiap usaha perbaikan , perubahan,
dan pembinaan sosial hendaknya dimulai dari individu yang menjadi fondasi
bangunan yang kita sebut sistem itu. Individu manusia adalah batu pertama dalam
membangun masyarakat. Betapa pentingnya pembinaan individu karena dari individu
inilah yang akan menggerakkan sistem.
Yang harus dibina dalam diri seorang
individu adalah pembinaan iman. Yaitu menanamkan aqidah yang benar didalam
hatinya. Karena aqidahlah yang akan mengarahkan dan menjadi pedoman manusia
dalam setiap langkahnya termasuk dalam mengusahakan perbaikan. Selamanya, iman
adalah pembawa keselamatan yang akan merubah jati diri manusia dan memperbaiki
batiniahnya.
Jika kita belajar dari perjuangan
Nabi Muhammad SAW, selama tiga belas tahun di Mekkah, seluruh perhatian dan
pekerjaan nabi adalah pembinaan generasi pertama berdasarkan keimanan. Pada
tahun-tahun itu belum turun syariat yang mengatur kehidupan bermasyarakat,
menetapkan hubungan keluarga dan hubungan sosial, serta menetapka sanksi terhadap orang yang menyimpang dari
undng-undang tersebut. Melainkan yang diturunkan adalah petunjuk untuk membina
manusia dan generasi sahabat nabi, mendidik dan membentuk mereka agar dapat
menjadi pendidik di dunia ini setelah kepergian Nabi Muhammad SAW.
Jika kita kaitkan dengan kondisi
pendidikan saat ini beserta seluruh permasalahanya, maka jelaslah bahwa pertama
kali yang harus diperbaiki adalah individunya, khususnya adalah para pendidik.
Betapa banyak guru zaman sekarang yang terlalu sibuk mengejar berbagai
pernak-pernik jabatan, sertifikasi, hingga ia lupa tujuan mengajarnya semula.
Mari kita ambil contoh sertifikasi guru. Disini guru dituntut untuk memenuhi
jam mengajarnya menjadi minimal 24 jam seminggu. Mungkin tujuannya baik, namun
akibatnya, tak jarang guru yang mengajar mata pelajaran yang tak sesuai dengan
pendidikannya untuk mengejar tuntutan jam mengajar itu. Jika sudah begini,
mudah saja menebak bagaimana kualitas siswa yang dibimbingnya.
Betapa banyak, guru yang mengampu
mata pelajaran yang tak linier dengan pendidikannya. Logikanya, guru itu harus
belajar--ibarat kata dalam semalam-- untuk kemudian diajarkan kepada siswa.
Apakah itu bentuk pembelajaran yang berkualitas? Padahal pembelajaran
berkualitas adalah hasil dari tenaga pendidik yang berkualitas terlebih dahulu.
Ada sebuah pengalaman dari seorang
sahabat yang menyatakan rasa bersalahnya menjadi seorang guru kelas disebuah
sekolah dasar dimana ia harus mengajarkan semua mata pelajaran sementara
pendidikannya bukanlah pendidikan guru sekolah dasar. Mengapa bersalah? karena
ia mengajarkan apa yang tak dikuasainya. Tentu bukan rahasia lagi betapa banyak
kasus semacam ini. Jika terus begini, maka bagaimana mewujudkan impian
pendidikan berkualitas itu?
Perbaikan tenaga pendidik tak boleh
ditawar-tawar lagi sebelum memperbaiki sistem dan yang lainnya. Karena merekalah
yang turun tangan langsung dalam pendidikan generasi muda bangsa ini. Bagaimana
bisa menghasilkan siswa yang berkualitas jika gurunya saja kurang kualitasnya?
Kunci perbaikan pendidikan di
Indonesia adalah ada pada guru. Bukan kurikulum, apalagi UN. Pembinaan guru
merupakan lagkah pertama yang harus dilakukan. Dan pembinaan yang pertama harus
diakukan itu adalah pembinaan iman.
Daftar Pustaka:
Al-Qaradhawi, Yusuf. 1998. Fiqh
Prioritas. Jakarta: Robbani Press.
Marsigit.
2015. “Keadaan Pendidikan dan Pendidikan Guru Saat Ini”. http://vhttp://powermathematics.blogspot.co.id/2015/04/keadaan-pendidikan-dan-pendidikan-guru.html [diakses tanggal 22 November 2015].
0 komentar:
Posting Komentar