LEBARAN DAN MEMAAFKAN

by 04.59 0 komentar


Taqobbalallahu minna wa minkum. Semoga Allah menerima amalku dan amalmu. Doa terbaik yang sebaiknya tak terlewatkan  ketika lebaran tiba.
Seperti lebaran sebelumnya, semuanya nyaris sama. Diawali dengan iklan sirup yang makin gencar, lalu diikuti mudik yang diwarnai macet dan beberapa kecelakaan lalu lintas, untuk kemudian sampai pada hari yang ditunggu-tunggu untuk melepas kerinduan dan memperkuat tali silaturahim yang setahun belakangan dibiarkan agak kendor bahkan nyaris putus atas nama kesibukan.
Pernak-pernik lebaran juga masih sama. Broadcast message minta maaf, ketupat, opor ayam, baju baru, dan yang paling penting, takbir menggema seantero kampung, dijalan-jalan desa sampai kota, dan mungkin karnaval malam takbiran. 
www.harianlampung.co.id

Lebaran itu momen kembali ke fitri, kembali ke fitrahnya manusia. Dan untuk itu maaf adalah kata yang paling sering terucap setelah takbir. Namanya juga manusia yang merupakan makhluk sosial, kita pasti pernah punya kesalahan kepada orang lain yang mungkin menjadikan dosa mampir ke catatan amal kita. Jika kita punya kesalahan kepada Allah, maka kita cukup bertaubat kepada Allah swt. Namun jika kita punya kesalahan kepada manusia, untuk mendapatkan maafnya Allah, kita harus meminta maaf dahulu pada orang yang kita sakiti. Maka jadilah momen lebaran  sebagai hari kembali ke fitri, kembali suci.
Kalau di desa, lebaran disibukkan dengan aktivitas berkunjung ke tetangga-tetangga sekampung. Bersilaturahim, bermaaf-maafan. Namun  ada sedikit keanehan yang saya rasakan disini. Terutama pada orang perantauan (termasuk saya) yang bahkan pulang setahun sekali saat lebaran. Mereka tak lepas juga dari aktivitas berkunujung dan bermaaf-maafan ke orang sekampung. Jadi setiap hari kita hidup diperantauan yang notabene banyak bikin salah dengan orang-orang di perantauan, minta maafnya ke orang-orang dikampung yang juga setahun sekali bertemu.  Bahkan malah ada yang baru ketemu di rumah tetangga pas kebetulan silatuahim bareng, eh minta maaf juga. Padahal kenal juga enggak.
Nggak salah sih sebenarnya, tapi aneh aja :D. Tapi okelah, berarti fungsi mempererat silaurahim-lah yang jadi poinnya.

Akhirnya, meski sibuk bermaaf-maafan di kampung, jangan lupa bermaaf-maafan juga pada orang-orang yang sehari-hari beraktivitas bersama kita. Tak apa lewat medsos jika memang tak bisa bersua. Dan yang terpenting, menata hati untuk memberikan ruang seluas-luasnya untuk menerima kesalahan orang lain yang pernah dan terlanjur terjadi. Minta maaf setulus mungkin, memaafkan seikhlas mungkin. Memaafkan boleh jadi sulit luar biasa, tapi justru itulah sumber kedamaian dihati.

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Taqobbalallahu minnawa minkum. Minal Aidin wal Faidzin... J

Magelang, 3 Syawal 1347H/8 Juii 2016M

warnakata

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar