Judul Buku :
Laskar Pelangi
Penulis :
Andrea Hirata
Penerbit :
Bentang
Ikal, Lintang, Mahar, Harun, Trapani, Syahdan,
Kucai, Sahara, A Kiong Samson,. 10
anggota Laskar Pelangi yang meniti masa kecil dengan luar biasa. Bu Mus, Pak Harfan,
guru-guru mereka di SD Muhmmadiyah. Sebuah SD kampung yang tak kenal lelah
dihina, menjadi sangat bearti bagi anak-anak Belitong itu.
Laskar pelangi punya anggota yang sangat istimewa, itulah Lintang. Otaknya jenius seperti Isaac Newton, ia lah Nicolaus Copernicus, Thomas Alfa Edison dan sederet ilmuan legenda lainnya. Ia membuktikan bahwa SD Muhamadiyah, SD kampung itu mampu memenangkan lomba cerdas cermat dengan kemenangan mutlak diselingi dengan perdebatannya dengan guru sekolah PN yang katanya sangat jenius mengenai warna dan optik.
Sedangkan Mahar, anak ini nyeni luar biasa. Bakat seninya meluap-luap tak terbendung. Ia pul yang membawa SD Muhammadiyah menang dalam karnaval 17 Agustus. Ia membentuk Societeit de Limpai, sebuah organisasi rahasia para penggemar paranormal setelah kehadiran Flo mantan anak PN yang pernah hilang dan ditemukan oleh Mahar dan kawan-kawan.
Sembilan tahun, SD hingga SMP mereka lalui bersama hingga sampailah pada saat kelas tiga SMP dimana Lintang tak dapat menyelesaikan sekolah karena ayahnya meninggal. Ia harus menanggung hidup 14 orang kerabatnya. Ironi memang, otak secerdas itu tak dapat melanjutkan sekolah, lagi-lagi karena masalah biaya. Lintang akhirnya menjadi supir tronton pada proyek pasir.
Mahar, ia menyelesikan SMA nya, namun tak dapat
meninggalkan rumah sejak ibunya
sakit-sakitan. Ia bekerja sebagai pengajar dan mengorganisasi berbagai kegiatan
budaya, selain itu ia juga menyanggupi permintaan tetangga untuk melatih beruk
memetik buah kelapa sebagai honor tambahannya.
Lain lagi Syahdan, orang yang dahulu menjadi seksi paling tak penting, sering dijadikan kambing hitam, dan tak pernah dimintai pertimbangan jika Laskar Pelangi mengambil keputusan namun kini i menjadi Information Technology Manager di perusahan multinasional terkemuka yang berkantor pusat di Tangerang, ia juga tak penah menyerah atas cita-citanya menjadi aktor.
Sedangkan Flo, ia sudah berjilbab, lulus kuliah dan telah membngun
keluarga dengan seorang teller bank. Pesan dan pertemuannya dengan Tuk bayan
Tula telah mengubah hidupnya. Bahwa harus ada usaha nyata untuk mencapai
tujuan, bukan dengan klenik dan tetek bengeknya.
Novel inspiratif yang sangat fenomenal. Layak dibaca
lagi untuk mengingatkan, menyemangati, dan menginspirasi.
0 komentar:
Posting Komentar