RESENSI NOVEL AYAT-AYAT CINTA 2: Perpaduan Manis antara Akhlaq, Cinta, dan Perjuangan

by 20.33 1 komentar
"Apakah kalian pernah merasakan sebuah kerinduan yang sangat medalam kepada seseorang bahkan sebelum kalian berpisah dengannya?"

Fahri semakin sibuk dengan profesinya sebagai salah satu pengajar di The University of Edinburgh, sebagai peneliti yang luar biasa produktif, sebagai seorang pemilik supermarket dan restoran yang memiliki cabang di banyak tempat di UK, dan sebagai seorang yang masih terus menyimpan kerinduan yang teramat sangat untuk Aisha. Aisha yang tak tahu kemana rimbanya. Cinta dan kerinduan Fahri pada Aisha yang membuat Fahri tak kunjung berminat menikah lagi. “Apakah kalian pernah merasakan sebuah kerinduan yang sangat medalam kepada seseorang bahkan sebelum kalian berpisah dengannya?” (hal 118)

Namun ditengah batinnya yang tersiksa itu, ia masih mampu menjaga ibadahnya dengan baik, masih mampu menjalankan pekerjaannya dengan baik, masih mampu menyebarkan ilmunya dengan baik, dan masih mampu menjadi tetangga yang baik. Bayangkan saja, ia terus saja sabar menghadapi tetangganya yang jelas-jelas menghina dirinya, bahkan ia membalas semua itu dengan kebaikan yang tak pernah dibayangkan orang lain. Ia korbankan waktu dan materi yang tak sedikit untuk menolong beberapa tetangganya.

Fahri juga masih menjadi seseorang dengan keindahan akhlaq yang sama. Ia sangat peduli dengan masalah umat Islam di Palestina. Tempat dimana Aisha hilang kabarnya. Ia sangat peduli dengan umat muslim yang menjadi minoritas di Inggris Raya. Ia menyelamatkan seorang perempuan berjilbab yang meminta-minta yang sempat masuk koran dan menjadi topik yang memojokkan citra Islam. Namun siapa sangka, dari situlah awal kehidupan cintanya membaik meski dengan penuh derai air mata. Air mata bahagia, air mata haru, dan air mata kesedihan.

Novel ini adalah kelanjutan dari Ayat-ayat Cinta pertama. Tetap dengan ilmu yang disampaikan dalam kisah yang apik. Tetap dengan latar kehidupan yang selaras dengan sunnah Rasulullah yang menjadi suri teladan. Dan yang penting, tetap dengan keindahan akhlaq yang menakjubkan seorang Fahri Abdullah dan kehidupannya yang selalu mengutamakan Allah dalam segala hal.  Manis, sangat manis.


Diresensi oleh: Risma Nur Anissa

Detail Buku:

Penulis: Habiburrahman El- Shirazy
Penerbit: Republika
Halaman: 690 halaman

warnakata

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

1 komentar:

  1. KEREEN,,, kalau bisa isi resensinya ditambah lagi, biar puas bacanya :D

    BalasHapus