"Apakah kalian pernah
merasakan sebuah kerinduan yang sangat medalam kepada seseorang bahkan sebelum
kalian berpisah dengannya?"
Fahri semakin sibuk dengan
profesinya sebagai salah satu pengajar di The University of Edinburgh, sebagai
peneliti yang luar biasa produktif, sebagai seorang pemilik supermarket dan
restoran yang memiliki cabang di banyak tempat di UK, dan sebagai seorang yang
masih terus menyimpan kerinduan yang teramat sangat untuk Aisha. Aisha yang tak
tahu kemana rimbanya. Cinta dan kerinduan Fahri pada Aisha yang membuat Fahri
tak kunjung berminat menikah lagi. “Apakah kalian pernah merasakan sebuah
kerinduan yang sangat medalam kepada seseorang bahkan sebelum kalian berpisah
dengannya?” (hal 118)
Namun ditengah batinnya yang
tersiksa itu, ia masih mampu menjaga ibadahnya dengan baik, masih mampu
menjalankan pekerjaannya dengan baik, masih mampu menyebarkan ilmunya dengan
baik, dan masih mampu menjadi tetangga yang baik. Bayangkan saja, ia terus saja
sabar menghadapi tetangganya yang jelas-jelas menghina dirinya, bahkan ia
membalas semua itu dengan kebaikan yang tak pernah dibayangkan orang lain. Ia
korbankan waktu dan materi yang tak sedikit untuk menolong beberapa
tetangganya.
Fahri juga masih menjadi
seseorang dengan keindahan akhlaq yang sama. Ia sangat peduli dengan masalah
umat Islam di Palestina. Tempat dimana Aisha hilang kabarnya. Ia sangat peduli
dengan umat muslim yang menjadi minoritas di Inggris Raya. Ia menyelamatkan
seorang perempuan berjilbab yang meminta-minta yang sempat masuk koran dan
menjadi topik yang memojokkan citra Islam. Namun siapa sangka, dari situlah
awal kehidupan cintanya membaik meski dengan penuh derai air mata. Air mata
bahagia, air mata haru, dan air mata kesedihan.
Novel ini adalah kelanjutan
dari Ayat-ayat Cinta pertama. Tetap dengan ilmu yang disampaikan dalam kisah
yang apik. Tetap dengan latar kehidupan yang selaras dengan sunnah Rasulullah
yang menjadi suri teladan. Dan yang penting, tetap dengan keindahan akhlaq yang
menakjubkan seorang Fahri Abdullah dan kehidupannya yang selalu mengutamakan
Allah dalam segala hal. Manis, sangat
manis.
Diresensi oleh: Risma Nur
Anissa
Detail Buku:
Penulis: Habiburrahman El- Shirazy
Penerbit: Republika
Halaman: 690 halaman
Penerbit: Republika
Halaman: 690 halaman
KEREEN,,, kalau bisa isi resensinya ditambah lagi, biar puas bacanya :D
BalasHapus