Suatu hari Rasulullah sedang
bersama-sama sahabatnya. Kemudian seseorang pemuda mendatanginya dan meminta
Rasulullah agar memberinya sesuatu. Ia belum makan dan tak ada uang sepeser pun
yang dimiliki. Para sahabat pun kaget melihat hal tersebut karena tak biasanya
ada yang meminta-minta pada Rasulullah. Rasulullah pun tidak langsung memberi
namun justeru bertanya,
“Apa yang kamu punya dirumah sekarang?”
Tanya Rasulullah pada pemuda itu.
“Saya hanya memiliki sepotong baju yang
sedang saya jemur dan satu buah gelas untuk minum keluarga saya.” Jawab pemuda
itu.
“Maka bawalah itu semua kemari” pinta
Rasul.
Pemuda itu pun segera kembali ke rumah
dan mengambil barang-barang terakhir yang ia miliki itu. Sebenarnya ia bingung
dengan perintah Rasul itu. Tujuannya meminta pada Rasul adalah agar kelurganya
bisa makan hari itu. Namun diluar dugaan, Rasul malah memintanya mengambil
barang terakhir yang dimilikinya. Namun ia memutuskan untuk mematuhi saja
perintah Rasul karena ia tak punya pilihan lain.
Pemuda itu segera menemui Rasulullah lalu menyerahkannya
baju dan gelas terakhir yang ia miliki. Kemudian Rasul menawarkan barang itu
kepada para sahabat untuk dibeli dengan harga 15 dirham. Sahabat pun terdiam
saling melirik satu sama lain, tak ada yang mau membelinya. Rasulullah kemudian
menawarkan kembali dengan harga 10
dirham. Akhirnya salah seorang sahabat bersedia membelinya. Sahabat itu
langsung mengambil uang dikantongya dan
menyerahkan pada pemuda itu. Rasul kemudian
menyerahkan baju dan gelas itu pada sahabat yang membelinya.
“Dengan uang itu, pergilah ke pasar dan
lakukan sesuatu agar kebutuhan keluargamu tercukupi” Perintah Rasul pada pemuda
itu.
Pemuda itu pun berterimakasih dan pamit
pergi. Sepanjang perjalanan ke pasar pemuda itu
terus berpikir apa yang akan ia lakukan dengan uang 10 dirham itu.
Satu bulan kemudian Rasul kembali
bertemu dengan pemuda itu dijalan. Beliau menanyakan keadaan keluarga pemuda
itu sekarang.
“Alhamdulillah ya Rasul, sekarang saya
bisa mencukupi kebutuhan keluarga saya. Uang sepuluh dirham itu saya belikan
kapak dan saya gunakan kapak ini untuk bekerja memotong kayu.”
Rasul pun tersenyum. Inilah yang
dimaksud Rasul dengan tindakan beliau sebulan lalu. Beliau menginginkan agar
seseorang sebaiknya memiliki rasa malu untuk meminta-minta belas kasihan orang.
Agar seseorang itu tetap berusaha sekuat tenaga bagaimanapun keadaan dirinya.
Dengan bekerja pemuda itu dapat mencukupi kebutuhannya dan tak mengandalkan
belas kasihan orang lain.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus