Rumitnya Negeri Para Bedebah

by 22.59 0 komentar



Judul Buku : Negeri Para Bedebah
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pusaka Utama
Cetkan/Tahun Terbit: 6/2013
Tebal Buku/Jumlah halaman: 20cm/440 hlm

Sebuah Kisah pelik di negeri para bedebah dimana terlalu banyak hal yang bisa ditaklukan oleh materi. Thomas, seorang konsultan keuangan cerdas yang aksinya nekat tapi tepat. Memang tak semua aksinya ia lakukan sesuai hukum. ahh itu, hukum saja bisa diutak atik seenaknya oleh penguasa.
Berawal dari dendam masa kecil pada dua orang petinggi institusi di negeri parra bedebah Thomass yang semula tak ernah mau terlibat  seketika berubah pikiran dan memutuskan meyelamatkan perusahaan. Bukan karena itu erusahaan pamannya, tapi karena ingin membuka sebuah kejahatan tingkat tinggi ditengah kehidupan politik negeri para bedebah.
Memiliki banyak kawan dari kub petarung menjadi keuntungan tersendiri baginya. Banyak urusan luar biasa yang dapat ia selesaikan untuk membuat keputusan menteri keuangan untuk menalangi Bank Semesta. Semua itu ia selesaikan daam waktu  dua hari.
Buku ini membuka mata kita  sungguh rumitnya kejahatan tingkat tinggi, sistematis, dan didukung materi juga kekuasaan. cerita fiksi yang memberi gambaran  di dunia nyata rumitnya masalah di negeri dengan manusia-manusia rumit seperti musang berbulu domba yang bebas berkeiiaran, melakukan apapun sesuk hati.
Tapi kabar gembiranya, dimanapun tempat,  selalu ada sosok yang berhati baik, sosok petarung sejati yang tak akan pernah berkhianat. Dan itulah sosok yang terus dicari oleh nurani yang semakin resah dengan keadaan tanpa punya kondisi yang memungkinkan untuk bertindak.
Ditulis dengan bahasa seharihari yang mudah dimengerti, buku ini akan membawa kita masuk dalam carut-marutnya  kasus di negeri para bedebah. Meski nantinya ditutup dengan ending yang akan terus membuat penasaran. Bukan menggantung, bukan. Tapi sebuah kisah yang akan berlanjut di buku selanjutnya, Negeri Diujung Tanduk.

warnakata

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar